A. Pengertian Pendidikan Usia Dini
mendidik ialah memimpin anak, beberapa ahli mengemukakan bahwa pekerjaan mendidik itu sama halnya dengan pekerjaan tukang kebun yang memelihara tanaman-tanamanya, ia meletakkan atau menanam tumbuhan itu di tempat atau tanah yang telah digemburkan. Tanaman itu tumbuh dengan sendirinya, si penanam tidak dapat memaksa tanaman untuk tumbuh sesuai kehendaknya, melainkan hanya dapat mempengaruhi perkembangan tanaman itu dari luar seperti menyiram dan memberi pupuk.
Demikian pula seorang pendidik terhadap anak didiknya. Ia berusaha membimbing pertumbuhan anak sejak dini, baik jasmani maupun rohani. Dalam pertumbuhannya anak itu akan berkembang dengan sendirinya, dan itu juga terjadi menurut tempo dan iramanya sendiri, tidak sama antara satu denga yang lainnya. Anak mempunyai pembawaan dan bakat sendiri-sendiri.
Pendidik hanya dapat memimpin atau memantau dan juga mengarahkan perkembangan anak itu denga mempengaruhinya dari luar. Dalam setiap tindakan terhadap anak didik mengandung maksud tertentu, ada tujuan untuk dicapai.
Jelaslah, pendidikan usia dini merupakan suatu upaya yang dilakukan orang dewasa yang telah bertanggung jawab terhadap anak untuk mengarahkan dam membimbing si anak kea rah yang baik, positif, sehingga ia mampu untuk memilih jalan yang baik juga dalam kehidupannya.
B. Mengapa Anak Harus Dididik?
Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.
Dalam pertumbuhan manusia harus diperhitungkan perkembangan psikisnya. Manusia masuk bilangan alam, termasuk jga bilangan kebudayaan, berbudi dan juga berpikir. Dengan adanya budi dan pikiran tersebut manusia dapat memilih dan menimbang mana yang baik dan mana yang tidak.
Di sini dapat saya simpulkan mengapa pendidikan itu perlu di terapkan sejak usia dini, itu dikarenakan agar perkembangan anak tidak menjadi rusak, memiliki perkembangan yang bai dalam lingkungan, dengan dididik sejak usia dini akan memberikan pengaruh baik pada anak sejak usia dini juga, jadi orang dewasa bisa memberikan dan mengarahkan anak ke jalan yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
C. Pengaruh Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Pendidikan Usia Dini
Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertamabah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan keluarga lainya ( yakni sekolah dan masyarakat ) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.
Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. Sedangkan, pendidikan di lingkungan masyarakat tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, di sebut non formal.
a. Pengaruh Keluarga Dalam Pendidikan
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan, berkembang menjadi. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan dan pendidikan kesosialan, seperti tolong menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga, dan sejenisnya.
Pada dasarnya, tugas dasar perkembangan anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja. Dengan kata lain, tugas utama seorang anak dalam perkembangannya adalah mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini.
Dari hasil penelitian bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan, anak akan menunjukan peningkatan prestasi belajar, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anak untuk belajar sampai ke jenjang paling tinggi, bahkan akan membantu anak ketika ia telah bekerja dan berkeluarga.
b. Pengaruh Sekolah Dalam Pendidikan
Salah satu tripusat pendidikan lainnya ialah sekolah, sekolah yang di rancang khusung untuk mendidik dan menjadikan peserta didik menjadi manusia yang memiliki pendidikan yang mapan.
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah antara lain:
· Pengajaran yang mendidik
· Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan.
· Pengembang perpuatakaan sekolah menjadi suatu pusat sumber belajar (PSB).
· Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah, khususnya yang terkait dengan peserta didik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak di sekolah antara lain:
1. Suasana Emosional Ruang Kelas
1. Suasana Emosional Ruang Kelas
Suasana emosional yang sehat membuat anak tenang, senang bekerja sama, bahagia dan bermotivasi untuk belajar dan mematuhi peraturan. Suasana emosional yang tidak sehat membuat anak tegang, gugup, mudah tersinggung, suka berkelahi, segan belajar, dan cenderung berperilaku yang menyulitkan. Suasan emosional terutama disebabkan guru terhadap tugas dan murid mereka, disiplin yang digunakan dan usaha guru untuk membuat tugas-tugas sekolah menarik dan merangsang.
2. Guru
Guru secara langsung mempengaruhi konsep diri anak dengan sikap mereka terhadap murid. Secara tidak langsung, mereka berpengaruh sebab mereka membantu anak mengembangkan pola penyesuaian yang di setujui secara social.
3. Disiplin
Disiplin yang digunakan sekolah mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Disiplin yang otoriter membuat anak tegang, gugup, bersikap bermusuhan, dan antagonistik. Disiplin yang permisif membuat anak kurang tanggung jawab, kurang menghargai wewenang, dan egosentris. Disiplin yang demokratis mempebesar perasaan harga diri anak dan mendorong anak untuk gembira, santai, senang bekerja sama, dapat diandalkan dan jujur.
4. Penyampaian Nilai Budaya
Sekolah lebih penting dari rumah dalam menyadarkan anak bahwa peneriman nilai bidaya adalah harga yang harus dibaya untuk penerimaan sosial.
5. Favoritisme
Anak kesayangan guru menjadi sombong, congkak dan egosentris. Mereka yang tidak terpilih merasa benci, menjadi antagonistis, bersikap kritis terhadap sekolah dan merasa sebagai korban.
6. Prestasi Akademik
Kenaikan kelas, dan nilai merupakan kriteria yang digunakan anak untuk menilai prestasi akademik mereka. Keberhasilan itu akan melambungkan ego dan kegagalan itu akan menciutkan ego.
7. Prestasi Sosial
7. Prestasi Sosial
Anak mengukur prestasi sosial dengan ukuran penerimaan sosial dan peran pimpinan. Semakin tinggi nilai yang diberikansekolah pada prestasi ekstrakurikuler, semakin besar pengaruh kriteria prestasi ini pada konsep diri anak.
c. Pengaruh Masyarakat dalam perkembangan pendidikan
Lingkungan atau di sebut juga masyarakat juga merupakan hal yang mempengaruhi perkembangan pendidikan anak. Semakin baik lingkungan yang berada di sekitar anak maka akan semakin baik pengaruh bagi perkembangannya, begitu kuga sebaliknya apabila lingkungan masyarakat tidak baik maka akan menjadi kemungkinan perkembangan pendidikan yang tidak baik sebagaimana yang terjadi dalam lingkungan.
D. Kendala Dalam Penerapan Pendidikan Usia Dini
Pekerjaan mendidik bukanlah pekerjaan yang mudah. Hasil pekerjaan itu tidak dapat sama sekali kita tentukan lebih dahulu seperti halnya dengan orang yang mencetak kue atau benda-benda lain. Hasil didikan tidak hanya ditentukan oleh kehendak si pendidik, tetapi juga ada faktor-faktor lain seperti faktor lingkungan.
Mengingat hal tersebut, tidak dapat di pungkiri bahwa dalam mendidik terdapat kesukaran-kesukaran. Adapun beberapa kesukaran dalam pendidikan ialah:
1. Keras Hati
Sifat ini adalah sifat yang sangat sering menyulitkan para orang tua atau pendidik lain. Anak yang keras haati biasanya berbuat menurut nafsu dan kemauannya sendiri, bertentangan dengan tindakan orang lain. Ia berpegang teguh pada tujuannya sendiri dan tidak hendak melepaskannya terhadap tujuan lain.
2. Anak yang Manja
Memanjakan itu tidak baik, anak yang dimanjakan akan mengalami bermacam-macam cacat dalam jiwanya. Anak yang dimanjakan akan menderita akibat-akibat buruk, akibat-akibat buruk itu antara lain:
· Anak akan mempunyai sifat mementingkan dirinya sendiri.
· Kurang mempunyai rasa tanggung jawab.
· Mempunyai harga diri yang kurang.
· Selalu bergantung pada orang lain.
3. Perasaan Takut Pada Anak
Perasaan takut terdapat pada semua orang, baik tua, muda, bahkan anak-anak. Perasaan takut pada anak-anak biasanya di sebabkan pengaruh lingkungan. Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan perasaan takut pada anak-anak antara lain yaitu:
· Sesuatu yang belum pernah dikenalnya.
· Sesuatu yang tak masuk akal dan aneh baginya.
· Ketakutan terpisah dari orang yang disayanginya.
· Ketakutan yang ditimbulkan oleh pengaruh orang dewasa.
· Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak itu dalam sehari-hari.
4. Agresi dan Frustasi
Agresi dan Frustasi ini lebih erat kalau dibicarakan dalam pelajaran psikologi karena keduanya mengenai han kejiwaan dan reaksi-reaksi jiwa. Agresi merupakan perbuatan yang dimaksudkan sebagai seranga terhadap orang lain dan juga bersifat permusuhan. Frustasi merupakan ketidak seimbangan jiwa, suatu perasaan tidak puas karena hasrat atau dorongan yang tidak dapat terpenuhi.
E. Solusi Untuk permasalahan dalam pendidikan usia dini
Untuk menghindari permasalahan-permasalahan yang terjadi pada penerapan pendidikan, terdapat beberapa solusi untuk mengatasinya, seperti:
· Jangan membuat anak terlalu manja, karena ini akan membuat si anak menjadi tidak baik sebagai mana telah saya uraikan di atas.
· Didik peserta didik untuk percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
· Buatlah si anak didik agar tidak bertambah kecil hatinya.
· Kenalkan anak kepada hal-hal yang di takutinya.
· Buatlah hubungan antara anak didik dan pendidik selalu baik.
· Pendidik harus bersikap tenang tapi tegas.
No comments:
Post a Comment