Translate

Tuesday, 8 May 2012

STRUKTUR RUANG KOTA


A. MODEL KONSENTRIS ERNEST BURGESS

Pembagian zona kota model konsentris:
1. Pusat kota (CBD), berupa gedung-gedung pemerintah, gedung-gedung perkantoran, pertokoan besar, pasar induk, bank, stasiun kereta api, stasiun bis, hotel, bioskop, rumah makan,
2. Zona transisi atau peralihan, berupa kawasan industri, rumah-rumah kuno, dan pemukiman kumuh (slum area)
3. Zona pemukiman kelas rendah, berupa pemukiman kaum buruh (proletar) dan kaum imigran
4. Zona pemukiman kelas menengah, berupa pemukiman para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
5. Zona pemukiman kelas atas atau zona penglaju (commuter), berupa pemukiman rumah-rumah besar untuk pemukiman pejabat-pejabat tinggi, orang-orang kaya dan orang-orang penting serta pemukiman para penglaju yang bekerja di CBD dimana mereka setiap hari pulang pergi dari rumah ke tempat kerja.

Perkembangan wilayah berpola konsentris umumnya berawal dari satu tempat (umumnya pusat kota) dan kemudian berkembang ke daerah pinggiran (sebagai akibat padatnya kegiatan di daerah tersebut). Perluasan kota berkembang secara merata dan sejajar. Pada akhirnya, pusat kota menjadi pusat kegiatan/bisnis sedangkan daerah di sekitarnya berfungsi sebagai daerah pendukung.

Asumsi dari pola konsentris adalah:
  1. Kota berada di daerah yang datar.
  2. Sistem transportasi di tiap lokasi bersifat bagus dan murah.
  3. Harga tanah akan semakin mahal bila semakin mendekati pusat kota dan sebaliknya akan semakin murah bila semakin menjauhi pusat kota.
  4. Latar belakang kota terdiri dari berbagai etnis dan kelas sosial-ekonomi.
Ciri khas pola konsentris ditandai dengan CBD yang menjadi jantung kota.

B. MODEL SEKTORAL HOMER HOYT

Pembagian zona kota model sektoral:
  1. Pusat kota (CBD), sama dengan model konsentris.
  2. Zona Industri, berupa pabrik, industri kecil, manufaktur, grosir dan zona transisi model konsentris.
  3. Zona pemukiman kelas rendah, sama dengan model konsentris.
  4. Zona pemukiman kelas menengah, sama dengan model konsentris.
  5. Zona pemukiman kelas atas, sama dengan model konsentris.
Perkembangan wilayah berpola sektoral umumnya berawal dari pusat kota/pusat bisnis (CBD) yang kemudian menyebar ke arah luar sehingga berbentuk seperti irisan kue tart. Perkembangan satu sektor dapat lebih cepat daripada sektor yang lain. Begitu pula jarak tiap sektor dengan pusat kota juga berlainan. Perkembangan tiap sektor dipengaruhi juga oleh topografi dan jenis aktifitas penduduk.

Asumsi dari pola sektoral adalah:
  1. Adanya kelompok penduduk sejahtera yang memiliki mobil pribadi atau dapat mengakses kendaraan umum.
  2. Tiap lahan memiliki daya tarik yang sama.
  3. Harga tanah mahal terletak di tepi atau luar kota, dan akan rendah rendah terletak pada jalur yang mirip dengan potongan kue tart.
  4. Daerah industri berkembang sepanjang lembah sungai dan jalur lintasan kereta api.
Ciri khas pola sektoral ditandai dengan beragamnya kegiatan perekonomian.

C. MODEL INTI GANDA CHAUNCY HARRIS DAN EDWARD ULLMAN

Pembagian zona kota model inti ganda:
  1. Pusat kota (CBD).
  2. Zona industri ringan dan perdagangan.
  3. Zona pemukiman kelas rendah.
  4. Zona pemukiman kelas menengah.
  5. Zona pemukiman kelas atas.
  6. Zona industri berat.
  7. Zona bisnis pinggir kota.
  8. Zona pemukiman penglaju (commuter).
  9. Zona industri pinggir kota.
Perkembangan wilayah berpola inti ganda umumnya berawal dari intinya dan kemudian dirumitkan oleh adanya beberapa pusat kegiatan tambahan yang masing-masing berfungsi sebagai kutub pertumbuhan yang masing-masing berdiri sendiri. Pola perkembangan wilayah ini biasanya terjadi pada kota-kota yang berada di dataran pantai atau sungai yang menjadi daerah pelabuhan atau perdagangan.
Asumsi dari pola inti ganda adalah:
  1. Setiap pusat kegiatan dapat berkembang dan tumbuh sendiri-sendiri lepas dari pengaruh kegiatan lain.
  2. Selain pusat perdagangan terdapat pula pusat pemerintahan dengan banyak gedung perkantoran yang berkembang sendiri.
  3. Tiap bagian kota mempunyai latar belakang lingkungan alam dan sosial- ekonomi yang berbeda.
  4. Adanya perkembangan tiap-tiap bagian kota dimungkinkan karena adanya penambahan menyolok dari jumlah kendaraan yang dimiliki penduduk.
Ciri khas pola inti ganda ditandai dengan dua kutub ekonomi yang kuat.

No comments:

Post a Comment