A. Pengertian Muatan Lokal
Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan
budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa.
Lingkungan alam adalah Lingkungan hidup dan tidak hidup yang mencakup
komponen bi natang dan tanaman beserta tempat tinggalnya dan hubungan timbal
balik antar komponen tersebut. Jadi dalam lingkungan alam terdapat ekosistem
antara lain kolam, tambak, sungai, hutan, tanah kebun, lapangan rumput, sawah, keindahan
alam, beserta isinya.
Secara geografis lingkungan alam ini dapat dibagi menjadi lingkungan
pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan/gunung dengan ekosistem
yang terdapat di dalamnya.
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang mencakup hubungan timbal balik
(interaksi) antara manusia satu dengan lainnya sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Contoh-contoh
lingkungan sosial antara lain adalah interaksi antarmanusia yang terdapat dalam
lingkungan sekolah. lingkungan kelurahan/desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan
lembaga=lembaga formal seperti: Koperasi Unit Desa, Puskesmas, dan Posyandu,
serta lembaga-lembaga informal seperti: Subak di Bali dan sejenisnya.
Lingkungan budaya adalah lingkungan yang mencakup segenap unsur budaya
yang dimiliki masyarakat di suatu daerah tertentu.Termasukdi dalamnya antara
lain adalah kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, aturan-aturan yang
umumnya tidak tertulis (misalnya, tata krama dan tata cara pergaulan dengan
orang tua sendiri atau orang lain yang usianya lebih tua, pergaulan dengan
teman sebayadan tetangga),nilai-nilai, sertapenampiIan
perlambang-perlambangyangmenyatakanperasaan, yang antara lain terdapat dalam
upacara adat/tradisional, bahasa daerah (aksara, tutur kata, dan rasa bahasa
daerah), dan kesenian daerah (termasuk tari-tarian daerah).
Keterpaduan antara lingkungan alam, sosial dan budaya pada hakikatnya
membentuk suatu kehidupan yang memiliki ciri tertentu yang disebutpo/a
kehidupan. Jadi pola kehidupan masyarakat mencakup interaksi antar anggota
masyarakat berkenaan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Interaksi antar anggota
masyarakat itu meliputi interaksi antar individu, antara individu dengan
kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok, baik formal maupun informal.
Dalam kenyataannya pola kehidupan satu masyarakat dapat berbeda dengan
masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan alamnyadan
sejarah perkembangan kebudayaannya. Kebudayaansuatu masyarakat antara lain
mencakup gagasan, keyakinan, pengetahuan, aturan dan nilai, dan perlambang
(simbol-simbol) yang digunakan untuk menanggapi lingkungannya. Dengan demikian,
pengembangan bahan pelajaran bermuatan lokal yang mengacu pada pola kehidupan
masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mengembang kanwawasan
lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
B.
Kedudukan
Muatan Lokal Dalam Kurikulum.
Muatan lokal dalam kurikulum dapat merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai
mata pelajaran yang berdiri sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu
tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan lokal dapat
sebagai tambahan bahan kajian dari mata pelajaran yang telah ada atau
disampaikan secara terpadu dengan bahan kajian lain yang telah ada. Karena itu,
untuk muatan lokal dapat dan tidak dapat diberikan alokasi waktu tersendiri.
Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan
alokasi jam pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan
kesenian, dan pendidikan keterampilan. Demikian pula, sebagai bahan kajian
tambahan dari bahan kajian yang telah ada atau sebagai satu atau lebih pokok
bahasan dapat diberikan alokasi waktu. Tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian
yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang telah ada sukar untuk diberikan aiokasi jam pelajaran. Bahkan
muatan lokal berupa disiplin di sekolah, sopan santun berbuat dan berbicara,
kebersihan sena keindahan sangat sukar bahkan tidak mungkin diberikan alokasi
waktu.
C.
Tujuan
Muatan Lokal Dalam Pendidikan Nasional
Muatan lokal
diberikan dalam rangka pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik
daerah kepada peserta didik. Rapat Kerja Nasional tentang pendidikan telah
menggariskan secara kurikuler bahwa program muatan lokal dimasukkan dalam
kurikulum. Alokasi waktu untuk melaksanakan program muatan lokal maksimal
sebanyak 20% dari keseluruhan program kurikulum yang berlaku.
Pemberian
alokasi waktu yang maksimal 20% ini penting karena kita harus memelihara
hubungan akrab antara peserta didik dengan lingkungannya, serta adanya usaha
pewarisan dan pemeliharaan sifat khusus berupa diselenggarakannya pendidikan
yang dapat mengenalkan dan menemukan sedini mungkin maksud tersebut. Oleh
karena itu, kurikulum sekolah harus diorientasikan kepada lingkungan daerah setempat.
Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya
sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan
lingkungan alam,sosial,dan budaya suatu daerah sebagai sumber belajar atau
sebagai bahan pengajaran mempermudah peserta didik dalam memahaminya. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ausuebel (1969) bahwa penyampaian bahan
kepada siswa harus diawali dengan pengenalan tentang apa yang ada disekitarnya.
Jadi, peserta didik akan memiliki pemahaman dan juga wawasan yang mantap
tentang lingkungan sekitar/daerahnya. Bagaimanapun, bukan berarti hal ini akan
membatasi upaya peserta didik untuk menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pelaksanaan
muatan lokal selain dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian, juga untuk
melakukan usaha pembaruan atau modernisasi. Selain itu, pelaksanaan muatan
lokal juga bermaksud untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di daerah
itu sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah, sekaligus
mencegah terjadinya depopulasi daerah itu dari tenaga produktif.
Secara ringkas,dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan program muatan lokal bertujuan:
a.
Tujuan langsung
1.
bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
2. sumber
belajar didaerah, dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
3. murid dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan
masalah yang ditemukan disekitarnya.
4. murid lebih
mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat
didaerahnya.
b. tujuan tak
langsung
1.
murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
daerahnya.
2. murid
diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. murid
menjadi akrab dengan lingkungan sendiri.
Dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, besar kemungkinan murid dapat
mengamati dan melakukan percobaan kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari,
mengolah, menemukan informasi sendiri, dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang ada dilingkungannya merupakan pola dasar dari belajar.
Belajar tentang lingkungan mempunyai daya tarik tersendiri bagi seorang anak.
Jean Piaget (1958) mengatakan bahwa makin banyak seorang anak melihat dan
mendengar, makin ingin ia melihat dan mendengar.
Lingkungan secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap cara belajar
seseorang.menegaskan bahwa lingkungan zsebagai kondisi,daya,dan dorongan
eksternal dapat memberikan suatu situasi kerja disekitar murid.Karena
itu,lingkungan secara keseluruhan dapat berfungsi sebagai daya untuk membentuk
dan memberi kekuatan atau dorongan eksternal untuk belajar pada seseorang.
Namun demikian, aplikasi program muatan lokal
tersebut dapat tecapai dengan baik jika pendidik dan kepala sekolah dapat
mengembangkannya sesuai dengan asas-asas pengembangan kurikulum yang berlaku
dan dapat mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan program
tersebut.Pelaksanaan muatan lokal disekolah ini tidak akan dapat berjalan
lancar dan mendapatkan hasil optimal kalau tidak didukung oleh semua pihak yang
ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan ,karena dalam
pelaksanaan muatan lokal ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat dilaksanakan
sendiri oleh pihak disekolah,misalnya sarana-prasarana,narasumber,dan juga
biaya. Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaannya sangatlah diharapkan.
Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya
sebagai sumber belajar.
No comments:
Post a Comment