Translate

Wednesday, 28 November 2012

Pertambangan


A.    Pengertian Pertambangan
Menurut UU Minerba No.4 Tahun 2009 dalam pasal 1, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

B.     Faktor Pendukung Usaha Pertambangan
      ·    Tersedianya sumber daya yang melimpah
      ·    SDM yang sangat mencukupi guna pencapaian kerja
      ·    Sarana dan Prasarana yang cukup mendukung.
      ·    Kondisi Geologi dan Hidrogeologi
Karakteristik geologi dari mineral dan batuan induknya sangat mempengaruhi pemilihan metode penambangan, khususnya dalam pemilihan antara metode selektif atau tidak. Hidrologi mempengaruhi sistem drainase dan pompa yang diperlukan. Sedangkan mineralogi mempengaruhi cara pengolahan mineral.
      ·     Konsiderasi Ekonomi
Faktor-faktor ini akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan keuntungan.

C.    Jenis-Jenis Pertambangan
Bahan tambang dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.      Bahan tambang mineral logam.
Contohnya adalah Bauksit, nikel, tembaga, aspal dan lain-lain.
Bauksit merupakan bahan dasar untuk pembuatan alumunium. Nikel digunakan terutama untuk campuran baja agar tidak berkarat. Tembaga adalah salah satu mental dasar yang penting, penggunaannya untuk alat-alat listrik (kabel) dengan dengan daya hantar listriknya tinggi. Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan juga merupakan bahan pengikat yang dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan perkerasan lentur.

2.      Bahan tambang bukan logam.
Contohnya adalah belerang, batu kepur, dan marmer dan lain-lain.
Belerang adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme,berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman. Batu kapur adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Marmer/batu pualam adalah batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya sehingga merupakan batuan yang sangat indah setelah digosok dan dilicinkan.

3.      Bahan tambang sumber energi.
Contohnya adalah minyak bumi, batubara, dan gas.
Pengolahan minyak bumi dan gas bumi Indonesia dilakukan oleh Pertamina (Perusahaan Tambang Minyak Nasional). Selain itu, dilakukan oleh usaha patungan Indonesia dan negara Inggris, Amerika, dan Belanda melalui perusahaan Caltex, Stanvac, atau Arco. Gas bumi terletak di atas minyak karena berat jenisnya lebih ringan. Gas bumi pertama-tama dibor, kemudian diproses untuk menjadi cair. Setelah menjadi cair, bahan ini dikenal dengan nama Liquitied Petroleum Gas (LPG atau dibaca elpiji).
Batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan yang membatu dan terjadi dalam jutaan tahun. Persediaan batubara di negara kita sangat besar. Kebanyakan batubara di negara kita termasuk batubara muda. Batubara digunakan untuk bahan bakar dan keperluan industri, seperti:peleburan bijih besi,peleburan nikel,bahan pembuat semen,dan pembangkit tenaga listrik.

D.    Persebaran Pertambangan di Indonesia
Berikut ini merupakan peta persebaran usaha pertambangan di Indonesia:

E.     Usaha pengembangan/Peningkatan Pertambangan
1.      Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.
·       Setiap tahun direncanakan akan dilakukan penyelidikan dan pemboran eksplorasi di da­erah daratan dan di lepas pantai yang ditujukan untuk  usaha penemuan prospek-prospek baru.
·    Pengembangan lebih lanjut lapangan produksi seperti perawatan sumur-sumur dan tambahan produksi dari lapangan-lapangan baru hasil pene­muan kegiatan eksplorasi.
·       Peningkatan kapasitas pengolahan kilang-kilang di dalam negeri telah dapat memenuhi permintaan dalam negeri akan bahan bakar minyak, dan sebagian basil kilang dapat diekspor. 
2.              Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Pertambangan Umum.
a.              Batubara
Rencana pengembangan kembali batubara secara besar­-besaran akan dikaitkan dengan:
·    Rencana pembangunan pusat-pusat listrik tenaga uap (PLTU) baru yang akan menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya.
·     Diusahakan pula penggunaan batubara sebagai pengganti kayu bakar dan minyak yang dibutuhkan oleh industri-industri yang memerlukan pembakaran.
·       Ditingkatkan produksi pengembangan tambang-tambang baru di Kalimantan Timur dan Sela­tan.
·       Kerjasama dengan kontraktor-kontraktor swasta asing.
·        Rehabilitasi dan penambahan sarana serta peralatan tambang untuk produksi
b.      Nikel
Untuk melepaskan ketergantungan ekspor nikel yang tidak menentu, maka perlu diusahakan mengolah bijih nikel menjadi bahan setengah  jadi dan memperluas pasaran dan meningkatkan nilai komoditi ekspor.

c.       Tembaga

Harga tembaga yang rendah dipasaran dunia menyebabkan pe­nambangan bijih tembaga di daerah Gunung Bijih, Irian Jaya, menghadapi keadaan yang sulit. Dalam keadaan yang demikian ini, penambangan bijih tembaga di Gunung Bijih Barat dengan sistem tambang terbuka hanya akan dapat diteruskan sampai ta­hun-tahun pertama Repelita IV, sedangkan sisa cadangan di ba­gian yang lebih dalam tidak akan ekonomis lagi untuk ditambang dalam keadaan sekarang ini.  Selanjutnya penambangan ha­nya akan dilakukan pada cadangan di Gunung Bijih Timur secara tambang dalam. Pengembangan cadangan Gunung Bijih Timur yang telah dimulai dalam Repelita III akan dilanjutkan dalam Repelita IV.

d.      Emas dan Perak

Untuk menjamin kelangsungan produksi emas dan perak dari tambang Cikotok, maka eksplorasi di daerah pertambangan tersebut akan lebih diintensifkan untuk mendapatkan tambahan cadangan bijih baru. Dalam rangka pengembangan usaha swasta nasional dalam pertambangan emas dan perak, Pemerintah akan memberikan ban­tuan berupa bimbingan teknik penambangan dan pengolahan. Usa­ha swasta nasional dalam pertambangan emas dan perak diharapkan sudah dapat berproduksi dalam Repelita IV.
3. Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Panas Bumi.
Program pengembangan panas bumi selama Repelita IV men­cakup kegiatan eksplorasi, produksi dan pemanfaatan uap panas bumi.
Eksplorasi dilakukan untuk mencari cadangan baru dengan cara menyelidiki lebih terperinci daerah yang menunjukkan kenampakan panas bumi, menetapkan potensinya dan membuktikannya dengan cara pemboran eksplorasi.
Mengingat pemanfaatan panas bumi di Indonesia terutama akan diperuntukkan bagi pengembangan kelistrikan, maka renca­na eksplorasinya hares disesuaikan dengan rencana pengembang­an kelistrikan yang terutama ditujukan pada daerah industri dan daerah padat penduduk.
F.     Peranan Pertambangan Bagi Perekonomian Wilayah
·        Pada tahun 2008, penerimaan negara sebesar Rp 42,12 triliun berasal dari subsektor pertambangan.
·        Pada tahun 2009, penerimaan negara dari pertambangan meningkat menjadi sebesar Rp 51,58 triliun.
·     Pada 2010, penerimaan negara dari subsektor ini kembali meningkat menjadi sebesar Rp 66,33 triliun dan memberikan konstribusi sekitar 4,4% dari total penerimaan negara.
·        Total produksi batubara Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 196.538.000 ton meningkat menjadi 216.930.000 ton pada tahun 2007, 240.000.000 ton pada tahun 2008, 259.999.112,53 ton pada tahun 2009, dan 275.000.000 ton pada 2010.
·    Produksi mineral Indonesia, seperti tembaga, emas, perak, bijih nikel, Ni+CO in matte, Feronikel, Bauksit dan bijih besi meningkat secara signifikan.   

No comments:

Post a Comment