Translate

Saturday 31 August 2013

PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN


1.     
Struktur Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Bumitersusunatasbeberapalapisanyaitu:
a.
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.
b.
Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c.
Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.

Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer.
a.      Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam
·         Batuan beku dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
·         Batuan beku gang/korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
·         Batuan beku luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).

b.      Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :
1.         Batuan Sedimen Klastik
2.         Batuan Sedimen Kimiawi
3.         Batuan Sedimen Organik

Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
1.         Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2.         Batuan Sedimen Glasial
3.         Batuan Sedimen Aquatis
4.         Batuan Sedimen Marine
c.       Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen. Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmeratau batuan kuarsa menjadi kuarsit
Batu kuarsa                             Batu gamping
2.      Pemanfaatan Litosfer
Litosfer merupakan tempat berpijak dan beraktivitas bagi manusia dan makhluk lainnya serta menjadi tempat tumbuh bagi berbagai jenis tumbuhan. Berikut ini adalah beberapa jenis pemanfaatan litosfer :
1.      Unsur besi dan aluminium dalam jumlah berlimpah dimanfaatkan terutama untuk keperluan industri.
2.      Terdapat berbagai mineral seperti intan, emas, perak dan batu mulia.
3.      Unsur-unsur tertentu yang di perlukan tubuh manusia seperti sodium atau garam dapur dan kalsium dapat diperoleh dari litosfer.

Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berupa aktivitas tektonik, vulkanik, dan seisme.
1.      Bentuk muka bumi akibat proses tektonik/diatropisme
Menurut Haartman, tektonisme adalah dislokasi yang terjadi pada batuan di dalam bumi. Dislokasi adalah perubahan posisi atau letak dari komplek batuan, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan antar batuan atau tidak.
Tektonisme terbagi menjadi dua yaitu gerak epirogenesa dan gerak orogenesa.
a.         Epirogenesa
Yaitu pergeseran kulit bumi yang berangsung dalam waktu yang lam, gerakannnya lambat, dan meliputi daerah yang luas. Contohnya, pecahnya Pangea menjadi benua-benua seperti sekarang ini.
Epirogenesa ada dua macam :
§  Epirogenesa negatif, mengakibatkan gerakan daratan naik.
§  Epirogenesa positif, mengakibatkan gerakan daratan turun

b.         Orogenesa
Yaitu gerakan pergeseran lapisan kulit bumi dengan arah vertikal dan horizontal dengan gerakannya relatif cepat pada wilayah yang sempit. Contohnya, proses pembentukan pegununngan sepeti rangkaian pegunungan lipatan Sirkum pasifik dan Sirkum Mediterania.
Sementara itu, dilihat dari bentuk hasilnya, diatropisme dapat debedakan mejadi sesar/patahan (fault), lipatan (fold), dan rekahan atau kekar (joint).
a.         Sesar
Sesar atau patahan adalah suatu rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran. Berdasarkan arah pergeserannya, sesar di bedakan atas tiga, yaitu : sesar normal (graben) terbentuk karena adanya tenaga tarikan sehingga atap sesar bergeser relatif turun terhadap alas sesar; sesar naik (horst) terbentuk karena adanya tenaga yang saling mendorong sehingga atap sesar bergeser naik terhadap alas sesar; dan sesar mendatar yang memiliki arah gerakan dominan horizontal.

Jika rekahan tidak menimbulkan pergeseran maka tidak dinamakan sebagai sesar. Adanya rekahan yang berbentuk sejajar dengan sesar memungkinkan terjadinya pelapukan dan pengendapan. Barang tambang terkadang di temukan pada rekahan.
b.         Lipatan
Gejala perlipatan terjadi akibat adanya gaya tektonik yang menekan secara horizontal pada suatu lapisan batuan baik pada salah satu maupun kedua tepi lapisan batuan. Sehingga lapisan yang mengalami tekanan tersebut terlipat pada baian-bagian yang relatif lemah.
Struktur lipatan trdiri atas sinklin dan antiklin. Antiklin adalah bagian dari struktur lipatan yang berbentuk cembung ke atas, sedangkan Sinklincekung ke atas.
Secara umum terdapat beberapa variasi bentuk lipatan berikut :
§   Lipatan tegak, yaitu lipatan dengan bidang poros vertikal.
§   Lipatan condong, yaitu lipatan dengan bidang poros miring.
§   Lipatan rebah, yaitu lipatan dengan bidang porosnya sudah mendekati horizontal

2.      Bentuk muka bumi akibat proses vulkanisme
Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer yang menyusup ke lapisan yang lebih atas sampai ke luar pemukaan.
Material vulkanik yang dikeluarkan gunung api ada yang berbentuk cair (lava dan lahar), padat (elflata), dan gas (uap air, belerang, asam arang, karbondioksida).
Tipe magma yang di keluarkan gunung api adalah magma basaltik yang sifatnya encer dan magma silikia bersifat kental.
Berdasarkan bentuknya, erupsi di bedakan menjadi di bedakan menjadi :
§  Erupsi linier : terjadi pada lubang yang berbentuk memanjang, sifat magma sangat encer dan menutupi wilayah yang luas.
§  Erupsi areal : terjadi pada lubang tempat keluarnya magma. Terjadi karena posisi dapur magma dekat permukaan.
§  Erupsi sentral : tetjadi pada lubang erupsi berbentuk pipa yang kecil dan sempit.
Akibatnya, material vulkanik yang dihasilkan berbentuk kerucut vulkanik. Tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu :
1.      Gunung api Perisai, terbentuk karena sifat magmanya cair dengan erupsi efusif/aliran.
2.      Gunung api Maar, dapur magmanya kecil dan dangkal dengan erupsi eklsplosif/ledakan sehingga bisa membentuk danau.
3.      Gunung api Strato, dihasilkan dari letusan eksplosif dan efusif secara bergantian

4.    Bentuk muka bumi akibat proses seisme
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi.
Secara umum penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Gempa tektonik
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik, yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergerakan.
b.      Gempa vulkanik
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi.
c.       Gempa runtuhan
Gempa runtuhan disebabkan oleh adanya longsoran massa batuan, intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga tidak terasa pada jarak yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga dengan gempa terban.
Hiposentrum ialah suatu titik dalam litosfer yang merupakan tempat terjadinya gempa. Berdasarkan hiposentrumnya, gempa di bedakan menjadi :
a.       Gempa dalam (300-7000 km)
b.      Gempa sedang/intermediet (100-300 km)
c.       Gempa dangkal (< 100 km)
Episentrum adalah suatu titik di permukaan bumi sebagai tempat gelombang tegak lurus terhadap hiposentrum. Berbila gempa yagdasarkan letak episentrumnya, gempa di bedakan sebagai berikut :
a.       Gempa laut, bila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang besar dapat mengakibatkan air laut pasang dengan tiba-tiba yang disertai gelombang dahsyat (tsunami).
b.      Gempa daratan, getaran yang di rambatkan dalam bentuk gelombang seismik yaitu gelombang primer (P) dan sekunder (S).
Jarak episentrum bisa di cari dengan menggunakan rumus :
Ep = {(S – P) – 1} x 1000 km

Ep           = jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa
S          = waktu yang menunjukkan gelombang sekunder
P          = waktu yang menunjukkan gelombang primer
1`         = satu menit (konstanta)
1000 km = konstanta


C.    Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen terdiri degradasi (pelapukan, gerakan massa, dan erosi) serta agradasi  berupa sedimentasi.
1.      Pelapukan
Pelapukan adalah proses massa batuan yang depengaruhi oleh keadaan iklim, topografi, dan faktor biologis.
Menurut penyebabnya, peoses pelapukan dapat di bedakan :
a.       Pelapukan biologi/organik, di sebabkan oleh aktivitas makluk hidup. Cotohnya, penghancuran batuan oleh lumut.
b.      Pelapukan fisika/mekanik, pengaruh cahaya matahari dan temperatur. Contohnya, proses pemuain batuan oleh pergantian suhu siang dan malam.
c.       Pelapukan kimia, disebabkan oleh perubahan struktur kimiawi massa batuan itu sendiri.
2.      Gerakan massa
Gerakan massa ataumass wastingmerupakan peoses pemindahan massa batuan atau tanah berat secara besar-besaran ke tempat yang lebih rendah karena pengaruh gaya gravitasi.
Gerakan massa dapat di bedakan menjadi beberapa jenis berikut :
a.       Tanah longsor (land slide)
b.      Tanah amblas (subsidence)
c.       Tanah mengalir (earth flow)
d.      Tanah mendat (Slumping)
e.       Tanah rayapan/ tanah menjalar (soil creep)

3.      Erosi (pengikisan)
Erosi merupakan proses pemindahan massa batuan secara alami ke tempat yang lebih rendah oleh suau zat/media pengangkut. Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat di bedakan atas :
a.       Erosi oleh air (erotion), terjadi pada daerah curam dan kurang vegetasi. Erosi ini de bedakan lagi menjadi erosi lembar, erosi alur dan erosi parit.
b.      Erosi oleh es (glester) atau glasial, terjadi karena mencairnya es. Lelehan es akan mengerus daerah yang di laluinya.
c.       Erosi oleh angin (deflasi), biasanya terjadi di daerah beriklim kering (gurun).
d.      Erosi oleh air laut (abrasi), pengikisan yang terjadi di pantai atau dinding daratan pantai
4.      Sedimentasi (pengendapan)
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material yang di bawa oleh angin, air atau glester. Material hasil erosi akan di endapkan di suatu tempat baik di sungai, lembah, lereng, atau dasar laut dangkal. Material yang telah mengalami sedimentasi bisa kembali mengalami erosi dan memebentuk dataran rendah (peneplain).
Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dapat di bedakan menjadi 3 jenis berikut :
a.       Sedimentasi fluvial, proses pengendapan yang di angkut oleh sungai dan di endapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai. Menghasilkan delta.
b.      Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial), proses pengendapan yang di angkut oleh angin. Hasilnya berupa gumuk pasir.
c.       Sedimentasi laut (marine sedimentation) merupakan hasil abrasi pantai yang kemudian di endapkan kembali di sepanjang pantai.

5.      Degradasi Lahan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Degradasi lahan dapat kita artikan sebagai peristiwa terjadinya penurunan kualitas lahan, hilang, atau berubahnya berbagai organisme pada lahan yang tidak digantikan. Kersakan lahan tidak hanya menyangkut kerusakan pada tanah, tetapi juga sumber daya berupa organisme yanada di atas tanah. Kerusakan tersebut bisa terjadi karena faktor manusia maupun faktor alam.
Dampak yang di timbulkan akibat degradasi  lahan antara lain sebagai berikut
a.       Terjadi perubahan kondisi iklim.
b.      Spesies makhlik hidup yang ada di dalam hutan menjadi hilang bahkan punah karena hutan sebagai habitatnya mengalami kerusakan.
c.       Banjir dan kekeringan
d.      Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani karena produktivitas lahan terus menurun.

e.       Terbukanya lahan hutan yang memungkinkan terjadinya erosi sehingga lahan menjadi tidak subur.

No comments:

Post a Comment