pada awal
menjalankan usahanya, Top hanya mempunyai modal sedikit, ditambah dengan
kondisi keluarganya yang sedang bangkrut dan terlilit hutang hingga 40 juta
bath atau sekitar Rp.12 milliyar. Dan Top juga pernah mencoba untuk melakukan
pinjaman pada bank untuk membangun pabriknya, namun karena masi di bawah umur
(pada saat itu Top berumur 19 tahun) maka pihak bank tidak dapat memberikan
oinjaman terhadapnya.
Untungnya terdapat
bekas pabrik kecil milik ayahnya dulu yang sedang di sita, yang kemudian dia
membangunnya menjadi pabrik tae kae noi. Dengan kesungguhan hati dan kerja
keras, akhirnya Top berhasil membangun usaha yang kini membawa dia kepada
kesuksesan.
Kisah Top Ittipat
Top Ittipat, Pria
kelahiran Thailand ini sesungguhnya hanyalah seorang biasa saja. Pada mulanya
tak ada yang begitu spesial dari dirinya. Bahkan pemuda ini cenderung cuek dan
tidak terlalu memikirkan masa depan. Seperti kebanyakan pemuda seumurannya, Top
pernah alami kecanduan game online saat dia berumur 16 tahun dan membuatnya
telantarkan sekolahnya. Bukan satu hal yang baik tentu saja tapi perkenalan
dunia bisnis justru dimulai dari sini. Top mendapatkan uang dari menjual item
senjata-senjata miliknya di game online. Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih
penghasilan mencapai 1 juta Baht dan dapat membeli sebuah mobil seharga 600
Baht (sekitar 200 juta rupiah). Para pembelinya adalah sesama pecinta game
online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis
ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya
di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli.
Disaat yang
bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan
pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah
perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta. Setelah rekening
game onlinenya di blokir, dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha
ke bisnis DVD Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya
ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali.
Di titik inilah Top
mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di
titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia
bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht
semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank.
Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras. Segala hal dia coba lakukan, Top
mencoba berjualan kacang (chesnut) bersama dengan pamannya. Diawali dengan mencari
cara bagaimana strategi berjualan yang baik supaya bisa laris kepada para
penjual kacang lainnya yang telah sukses sampai lakukan beberapa eksperimen
untuk mendapatkan resep terbaik bagi produk kacangnya sehingga memiliki cita
rasa yang khas dan unik. Lalu akhirnya Top membuka kedai di mal dan belajar
tentang menemukan tempat yang stategis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor
menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk.
Namun berwiraswata
memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya
secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang
goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga
harus tutup dan pihak Mal juga membatalkan kontrak kedainya.
Dititik ini Top hampir
putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top tetap berkeras
untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang,
Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang
kekasihnya berikan. Inspirasi memang bisa datang dari mana saja, sekalipun
akhir kisah cintanya tak memberikan kenangan yang manis sebab kekasihnya pun
akhirnya meninggalkan Top dikarenakan Top lebih konsentrasi mengurus bisnis dan
usahanya.
Top pun memulai
usaha kerasnya dengan mencari bahan rumput laut lalu belajar rahasia menggoreng
rumput lautnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelajaran ini mencapai lebih
dari 100 ribu Baht. Belum lagi Top juga harus mempelajari cara untuk
mempertahankan rumput lautnya agar tidak basi jika disimpan untuk beberapa hari
lamanya.
Dalam tekanan yang
begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang strategi penjualan dan inspirasi
pun datang kembali untuk menjual produknya di mini market 7-Eleven. Lagi-lagi
tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang
tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya
Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.
Keputusasaan melanda
dirinya. Top hampir-hampir memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum itu
terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak
7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang ada
mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan memiliki
pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Dengan susah payah semuanya dapat
terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih
tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top
berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun
kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya senilai 40 juta bath dan
berhasil mengambil kembali rumah keluarganya.
Perjuangan Top,
segala kegagalan, getir dan pahit serta rasa duka dalam membangun sebuah bisnis
kini mengantar Top pada sebuah kesuksesan. Sekarang ini di Thailand siapa yang
tak mengenal akan Tao Kae Noi produk cemilan rumput laut terlaris di Thailand
bahkan telah masuk juga ke berbagai Negara tetangga termasuk Indonesia. Dengan
penghasilan 800 juta Baht per tahun dan mempekerjakan 2.000 staf maka Top
Ittipat yang bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich ini telah berhasil
mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand. "Apapun
yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah."
Begitulah kutipan kalimat inspiratif dari Top Ittipat dalam sebuah wawancara
dengan media.
Analisa kasus
·
Kualitas produk
·
Trik sukses
1.
Produk yang unik
Top akhirnya menemukan bahwa produk dengan kualitas baik
dan disukai oleh konsumen bisa membawanya menjadi “billionaire” dalam usia muda.
2.
Distribusi yang luas
Yang dilakukan oleh Top untuk mendekatkan diri dengan
konsumen nya adalah berusaha untuk menghadirkan produk nya di sebanyak mungkin
tempat dengan cara berusaha untuk bekerja sama dengan jaringan retail
internasional, Seven Eleven
3.
Riset pasar
Walaupun malas belajar secara akademis (sering bolos di
pelajaran sekolah), tapi Top selalu melakukan riset secara “manual”, yaitu melakukan pengamatan terhadap
berbagai hal, misal datang ke para pesaing untuk bertanya, menggali informasi
di pasar, di jalan dan juga mengamati lingkungan yang pada akhirnya
menghasilkan insight untuk meluncurkan produk rumput lautnya dengan brand dan
packaging yang memenuhi syarat seven-eleven
·
Harga Produk Dipasaran
Dari hasi anilisis
dan informasi dri berbagai sumber harga cemilan tao kae noi adakah bekisar Rp.
16.500,- perkemasan 40gr
·
Jenis produk
Perusahaan top
ittipat menghasilkan cemilan rumput laut yang di produksi dalam variasi rasa
yang berbeda-beda. Tersedia dalam 4 varian rasa yaitu riginal", "Hot
& Spicy", "Wasabi" dan "Tom Yam". Yang
"Original".
·
Pasar
Dengan menjalin
kerjasama dengan top eleven yang memiliki cabang hampir di seluruh dunia,
produk cemilan rumput laut tao kae noi telah tersebar di berbagai belahan dunia
di seluruh cabang dari perusahaaan retail 7-11.
Sangat bagus gan, ane kalo lagi patah semangat, lihat filmnya jd ++ semangatnya..
ReplyDeleteTerus berkarya gan!
yoi gan, memotivasi banget....
Delete